Hii - Keadaan sedang menyebalkan. Bibir sudah manyun, tangan sudah garuk-garuk dan kening sudah berkerut-kerut. Daku tetap seperti kehilangan fokus, konsentrasi, upaya memusatkan perhatian, atau apalah bahasanya.
Akhir-akhir ini… Ketika sedang menghadapi sesuatu, daku begitu mudah ke-distract. Raga sih hadir di tempat les, tapi pikiran melancong ke konten-konten blog. Atau ketikasearching referensi untuk blog sendiri, otak malah tergoda olehnotification akun-akun media sosial. Begitu pun ketika melakoni pekerjaan rumah, omongan seseorang atau beberapa orang sering bikin bengong. Mana wifi terus mengalami gangguan, lagi?!
Ada istilah sindrom “Attention Deficit Hyperactivity Disorder” aka ADHD, yang tentu berkaitan dengan ketidakmampuan seseorang untuk berkonsentrasi. Gangguan itu kabarnya biasa hadir ketika usia kita sudah menyentuh angka 38 tahun. Kata Timothy Wilens M.D., penyebabnya dikarenakan pada usia itu seseorang sudah memilikimultitasking yang bikin hectic. Namun melihat fenomena sekarang, nampaknya sindrom tersebut bisa melanda kaum muda juga, ya.
Kita coba kupas beberapa penyebab yang membuat kita kehilangan konsentrasi atau daya fokus, ya. Jom!
# Teknologi Atau Gadget

Berapa banyak media sosial yang dimiliki, Bro-Sist? Apa semuanya sering dipakai? Semakin banyak, kadang semakin membingungkan, ya?! Apalagi kalau kita tidak menggunakannya dengan bijak.
Pekerjaan inti belum selesai, tapi pikiran sudah terusik dengan poto atau postingan di facebook, twitter, instagram, dsb. Belum lagi kalau ada comment via blog, email atau pesan penting yang masuk serta aktivitas lain yang sama-sama meminta perhatian kita.
Daku masih sedang belajar menerapkan jadwal. Ada waktu-waktu tertentu untuk membuka dan menanggapi semua interaksi di jejaring sosial, dan sebisa mungkin aktivitas itu tidak dilakukan di tengah-tengah pekerjaan. Khususnya, menulis.
# Binggung Menentukan Prioritas Dan Mengaplikasikannya

Prioritas seseorang bisa berbeda-beda, ya. Tapi ada hal-hal yang sudah umum diutamakan. Sebut saja agama, keluarga, pekerjaan, dsb. Kita sudah tahu itu. Tapi kita seringkali tidak bisa menerapkannya.
Uang jadi nomor satu, ibadah jadi nomor dua. Teman dunia maya jadi yang pertama, keluarga jadi yang kedua. Daya fokus yang terbagi pun semakin buyar.
Sebenarnya masalah ini menimpa sebagian besar dari kita, hanya saja ada yang bisa bersikap tegas. Selalu ingatkan diri sendiri untuk berkomitmen memenuhi kewajiban dulu, yang lebih utamakan. Hal-hal lain bisa dilakukan kalau yang prioritas sudah selesai.
# Kurang Tidur Atau Istrirahat
Rasanya pasti beda. Kurang tidur atau tidak cukup istirahat membuat kita cepat lelah, pusing, emosional, moody, loading lama atau kurang connect dan kadang kurang berselera. Tak ada yang bisa kita usahakan selain meluangkan waktu rehat.
Bagaimanapun, tubuh memiliki hak untuk beristirahat. Kita bisa melukai banyak pihak jika terlalu penat dan minim waktu rehat. Tubuh, pikiran, perasaan dan orang-orang sekitar bisa terkena imbasnya. Segera konsultasi ke dokter apabila gangguan akibat kurang tidur terus melanda. Salah-satunya yaitu keadaan tidak segar atau bugar tiap kali bangun tidur.
# Kepuasan Pekerjaan Atau Prestasi Sekolah Yang Kecil

Kegiatan sehari-hari menjadi salah-satu hal yang sangat memengaruhi kita. Bagi seorang pelajar, tentu gairah atau konsentrasi akan semakin terusik manakala prestasi yang diharapkan tak kunjung didapatkan. Hal itu bisa membuat daya fokusnya oleng.
Begitu pun dengan para pekerja. Di bidang apapun itu. Seringkali kita merasa tidak puas dengan hasil kerja, lingkungannya, bayarannya, dsb. Hal itu bisa mencecokki pikiran, dan tentu mengusik konsentrasi.
Inilah yang sempat daku alami. Baktiku terhadap lembaga kursus terasa merosot. Daku lebih fokus menulis, menjadi pengelola blog atau menerima tawaran sebagai pengisi konten. Sempat terpikirkan untuk melepas kegiatan belajar-mengajar tersebut, namun ada hal yang mengganjalnya. Tentu bukan soal honornya.
Job dari menulis sudah memberikan fee yang lebih tinggi. Hanya saja, daku begitu segan untuk meninggalkan pekerjaan professional pertama itu. Pekerjaan yang sudah menciptakan aura senang karena gaji pertama, sekaligus yang sudah memercayaiku untuk pertama kalinya.
# Stress

Tentu. Stress akan membuat kita kesulitan untuk fokus. Stress dan kecemasan berlebih membuat pikiran kita sesak. Efek pada perasaan pun tak kalah buruk.
Daya fokus kita bisa down. Lagi-lagi, hal ini wajar adanya. Kita bisa melakukan refreshing dengan trik atau style tersendiri. Namun tak semua orang bisa mempraktikannya. Tak semua penderita stress bisa segera mengatasi depresi dan keluar dari zona tidak nyaman ini.
Stress bisa menjadi masalah besar jika efeknya cukup hebat. Misalnya sampai mengangggu hubungan kita dengan orang lain (pasangan, keluarga, sahabat, dsb), mengganggu hasil kerja, mencoreng prestasi akademik, dsb. Jika sudah seperti itu, kita mungkin memerlukan konsultasi pada pakarnya.
# Kurang Melakukan Aktivitas Olahraga

Kabarnya, olahraga mampu mengasah pikiran. Otak kita jadi tajam. Jadi bisa disimpulkan, bagaimana nasibnya orang-orang yang kurang olahraga. Tentu pikirannya agak sedikit tumpul, dalam artian daya fokusnya berkurang.
Olahraga juga mampu membakar energi berlebih. Dengan demikian, aktivitas ini secara tidak langsung membuat badan lebih bugar. Tidur pun lebih nyaman.
Percaya atau tidak, daku menulis postingan ini dalam keadaan ‘sedang berusaha fokus atau konsentrasi’. Bahan tulisan blog sudah ada, tapi tak terolah dengan baik. Daripada memaksakan, daku terpaksa melakukan aksi pembiaran. Tapi hikmahnya… postingan yang tidak disangka-sangka inipun datang. Hehe… #RD
Pekerjaan inti belum selesai, tapi pikiran sudah terusik dengan poto atau postingan di facebook, twitter, instagram, dsb. Belum lagi kalau ada comment via blog, email atau pesan penting yang masuk serta aktivitas lain yang sama-sama meminta perhatian kita.
Daku masih sedang belajar menerapkan jadwal. Ada waktu-waktu tertentu untuk membuka dan menanggapi semua interaksi di jejaring sosial, dan sebisa mungkin aktivitas itu tidak dilakukan di tengah-tengah pekerjaan. Khususnya, menulis.
# Binggung Menentukan Prioritas Dan Mengaplikasikannya

Prioritas seseorang bisa berbeda-beda, ya. Tapi ada hal-hal yang sudah umum diutamakan. Sebut saja agama, keluarga, pekerjaan, dsb. Kita sudah tahu itu. Tapi kita seringkali tidak bisa menerapkannya.
Uang jadi nomor satu, ibadah jadi nomor dua. Teman dunia maya jadi yang pertama, keluarga jadi yang kedua. Daya fokus yang terbagi pun semakin buyar.
Sebenarnya masalah ini menimpa sebagian besar dari kita, hanya saja ada yang bisa bersikap tegas. Selalu ingatkan diri sendiri untuk berkomitmen memenuhi kewajiban dulu, yang lebih utamakan. Hal-hal lain bisa dilakukan kalau yang prioritas sudah selesai.
# Kurang Tidur Atau Istrirahat
Bagaimanapun, tubuh memiliki hak untuk beristirahat. Kita bisa melukai banyak pihak jika terlalu penat dan minim waktu rehat. Tubuh, pikiran, perasaan dan orang-orang sekitar bisa terkena imbasnya. Segera konsultasi ke dokter apabila gangguan akibat kurang tidur terus melanda. Salah-satunya yaitu keadaan tidak segar atau bugar tiap kali bangun tidur.
# Kepuasan Pekerjaan Atau Prestasi Sekolah Yang Kecil

Kegiatan sehari-hari menjadi salah-satu hal yang sangat memengaruhi kita. Bagi seorang pelajar, tentu gairah atau konsentrasi akan semakin terusik manakala prestasi yang diharapkan tak kunjung didapatkan. Hal itu bisa membuat daya fokusnya oleng.
Begitu pun dengan para pekerja. Di bidang apapun itu. Seringkali kita merasa tidak puas dengan hasil kerja, lingkungannya, bayarannya, dsb. Hal itu bisa mencecokki pikiran, dan tentu mengusik konsentrasi.
Inilah yang sempat daku alami. Baktiku terhadap lembaga kursus terasa merosot. Daku lebih fokus menulis, menjadi pengelola blog atau menerima tawaran sebagai pengisi konten. Sempat terpikirkan untuk melepas kegiatan belajar-mengajar tersebut, namun ada hal yang mengganjalnya. Tentu bukan soal honornya.
Job dari menulis sudah memberikan fee yang lebih tinggi. Hanya saja, daku begitu segan untuk meninggalkan pekerjaan professional pertama itu. Pekerjaan yang sudah menciptakan aura senang karena gaji pertama, sekaligus yang sudah memercayaiku untuk pertama kalinya.
# Stress

Tentu. Stress akan membuat kita kesulitan untuk fokus. Stress dan kecemasan berlebih membuat pikiran kita sesak. Efek pada perasaan pun tak kalah buruk.
Daya fokus kita bisa down. Lagi-lagi, hal ini wajar adanya. Kita bisa melakukan refreshing dengan trik atau style tersendiri. Namun tak semua orang bisa mempraktikannya. Tak semua penderita stress bisa segera mengatasi depresi dan keluar dari zona tidak nyaman ini.
Stress bisa menjadi masalah besar jika efeknya cukup hebat. Misalnya sampai mengangggu hubungan kita dengan orang lain (pasangan, keluarga, sahabat, dsb), mengganggu hasil kerja, mencoreng prestasi akademik, dsb. Jika sudah seperti itu, kita mungkin memerlukan konsultasi pada pakarnya.
# Kurang Melakukan Aktivitas Olahraga

Kabarnya, olahraga mampu mengasah pikiran. Otak kita jadi tajam. Jadi bisa disimpulkan, bagaimana nasibnya orang-orang yang kurang olahraga. Tentu pikirannya agak sedikit tumpul, dalam artian daya fokusnya berkurang.
Olahraga juga mampu membakar energi berlebih. Dengan demikian, aktivitas ini secara tidak langsung membuat badan lebih bugar. Tidur pun lebih nyaman.
Percaya atau tidak, daku menulis postingan ini dalam keadaan ‘sedang berusaha fokus atau konsentrasi’. Bahan tulisan blog sudah ada, tapi tak terolah dengan baik. Daripada memaksakan, daku terpaksa melakukan aksi pembiaran. Tapi hikmahnya… postingan yang tidak disangka-sangka inipun datang. Hehe… #RD
No comments:
Post a Comment